Jumat, 05 November 2010

Ditemukan, Struktur Aneh di Dekat Stonehenge

VIVAnews - Tim ilmuwan menemukan sebuah struktur sirkuler di dekat monumen terkenal Stonehenge, Inggris, Kamis, 22 Juli 2010. Namun, apa sebenarnya struktur ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.

Tim ilmuwan yang mengsurvei lokasi mengatakan bahwa struktur tersebut bisa jadi merupakan fondasi untuk potongan-potongan kayu yang diposisikan berdiri tegak, atau dengan kalimat lain, Stonehenge versi kayu.

Namun, profesor arkeologi di Bournemouth University, Inggris, Tim Darvill, masih ragu. Menurutnya struktur sirkuler tersebut lebih menyerupai lori atau kuburan prasejarah.

Namun, Darvill juga mengatakan bahwa struktur lingkaran tersebut merupakan salah satu penemuan penting dari lokasi di sekitar Stonehenge yang sangat luas. "Stonehenge adalah pusat seremoni di Eropa," katanya.

Stonehenge yang bisa disaksikan sekarang diduga dibangun sekitar 3.500 tahun lalu, meski pekerjaan pertama di lokasi tersebut telah dilakukan lebih dari lima ribu tahun lalu.

Struktur baru tersebut ditemukan saat perangkat pemindai mengidentifikasi sebuah gugus lubang-lubang yang dalam yang dikelilingi oleh lubang-lubang yang lebih kecil. Lubang-lubang tersebut ditemukan sekitar 900 meter dari Stonehenge.

Arkeolog Henry Chapman dari University of Birmingham mengaku yakin lubang-lubang itu digunakan untuk mengamankan tiang-tiang kayu yang berdiri melingkar dengan ketinggian mungkin sekitar tiga meter atau lebih. (Associated Press)

VIVAnews - Tim ilmuwan menemukan sebuah struktur sirkuler di dekat monumen terkenal Stonehenge, Kamis, 22 Juli 2010. Namun, apa sebenarnya struktur ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.

Tim ilmuwan yang mengsurvei lokasi mengatakan bahwa struktur tersebut bisa jadi merupakan fondasi untuk potongan-potongan kayu yang diposisikan berdiri tegak, atau dengan kalimat lain, Stonehenge versi kayu.

Namun, profesor arkeologi di Bournemouth University, Inggris, Tim Darvill, masih ragu. Menurutnya struktur sirkuler tersebut lebih menyerupai lori atau kuburan prasejarah.

Namun, Darvill juga mengatakan bahwa struktur lingkaran tersebut merupakan salah satu penemuan penting dari lokasi di sekitar Stonehenge yang sangat luas. "Stonehenge adalah pusat seremoni di Eropa," katanya.

Stonehenge yang bisa disaksikan sekarang diduga dibangun sekitar 3.500 tahun lalu, meski pekerjaan pertama di lokasi tersebut telah dilakukan lebih dari lima ribu tahun lalu.

Struktur baru tersebut ditemukan saat perangkat pemindai mengidentifikasi sebuah gugus lubang-lubang yang dalam yang dikelilingi oleh lubang-lubang yang lebih kecil. Lubang-lubang tersebut ditemukan sekitar 900 meter dari Stonehenge.

Arkeolog Henry Chapman dari University of Birmingham mengaku yakin lubang-lubang itu digunakan untuk mengamankan tiang-tiang kayu yang berdiri melingkar dengan ketinggian mungkin sekitar tiga meter atau lebih.






Apa itu Stonehenge ?


Stonehenge adalah salah satu struktur arsitek yang mengandung paling banyak teka teki yang ada pada planet ini dan barangkali merupakan tujuan turis yang paling terkenal di Great Britain (Britania Raya). Misteri dari beberapa tugu batu prasejarah ini sebagian berkaitan dengan tidak adanya penjelasan secara rasional tentang bagaimana teknologi primitif yang seperti itu dapat memindahkan balok-balok batu raksasa itu. Beberapa batu-batu monumen kuno ini beratnya antara 25 dan 45 ton, dibawa dari suatu tambang galian yang bermil-mil jauhnya dan batu-batu itu disusun sedemikian rupa yang bahkan tidak dapat diuraikan dengan teknologi moderen.
Stonehenge nama yang diberikan kepada tugu peringatan yang dikenal sebagai henge yang terdiri dari kurungan atau lingkaran tambak dengan parit di dalam. Sebagaimana yang sering terjadi dalam istilah arkeologi ini merupakan istilah warisan dari penguasa zaman kuno dan sepatutnya Stonehenge tidak boleh dikelompokkan sebagai henge sebenarnya, disebabkan tambaknya berada di bagian sebelah dalam parit. Walaupun seusia dengan henges zaman Neolithikum yang menyerupai Stonehenge, Stonehenge mungkin memiliki keterkaitan dengan bulatan batu lain yang terdapat di British Isle seperti Cincin Brodgar namun ukuran trilitonnya sebagai contoh menjadikannya unik.
Stonehenge sendiri terdiri dari tiga puluh batu tegak (sarsens) dengan ukuran yang sangat besar (masing-masing batu pada mulanya seragam tingginya, yaitu 10 meter dengan masing-masing batu mempunyai berat 26 ton), semua batu tegak tersebut disusun dengan bentuk tegak melingkar yang dikenal sebagai megalithikum.
Stonehenge Fungsi Pembangunan

Sampai kini belum ada satu teori pun yang dapat meyakinkan tentang alasan yang melatar belakangi pembangunan Stonehenge. Meskipun sebagian besar para penyelidik dapat menerima bahwa itu adalah sebuah tempat pemujaan dan yang dipergunakan untuk menghormati orang yang sudah meninggal, juga sudah dikemukakan bahwa tempat itu adalah diperuntukkan untuk ritual agama lainnya atau untuk pengamatan astronomi.
Diketahui bahwa orang-orang yang merancang konstruksi monumen itu memiliki pengetahuan astronomi, karena artifak ini ditemukan dengan mendapatkan sinar langsung dari matahari terbit melalui sumbu strukturnya pada equinoxes dan solstices.
Walaupun terlihat sangat primitif pada kilas pandang pertama, para peneliti akhirnya menemukan Stonehenge itu begitu canggihnya. Dalam bukunya Stonehenge Decode, (Memecahkan Kode Stonehenge) profesor astronomi Gerald Hawkins memaparkan bagaimana monumen itu sebenarnya dapat meramalkan gerhana-gerhana.
Demikian juga, dalam Stonehenge: Sun, Moon, Wandering Stars (Stonehenge: Matahari, Bulan, Bintang-bintang yang Mengembara) M. W. Postins mengungkapkan bagaimana Stonehenge (dalam hubungannya dengan berbagai titik pada daerah sekitar, seperti dengan Aubrey Holes yang berada di dekatnya) berhubungan dengan seluruh sistem tata surya.





Tidak ada komentar: